Tuesday, January 10, 2017

InYourdreaM Keluar dari Fnatic, Urusan Keluarga?

https://duniagames.co.id/news/1162-inyourdream-keluar-dari-fnatic-urusan-keluarga?utm_source=dgsm&utm_medium=facebookdg&utm_campaign=esport

Kabar ini sebenarnya tidak terlalu mengejutkan. Seperti yang sudah kami informasikan melalui Fanspage Facebook, indikasi keluarnya InYourdreaM dari Fnatic muncul saat InYourdreaM mengubah cover foto Facebook-nya, dari foto tim menjadi hitam pekat.
Berikut alasan resmi yang disampaikan:
InYourdreaM keluar dari Fnatic! Setelah bertanding beramal Fnatic di ESL One Genting 2017, InYourdreaM memutuskan untuk keluar dari Fnatic. Berikut terjemahan dari alasan yang disampaikannya:
"Saya merasa senang dan mendapat banyak pengalaman di ESL ONE Genting, namun saya tak punya pilihan selain meninggalkan Fnatic karena urusan keluarga yang tak mungkin saya tinggalkan.
Saya juga ingin memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada tim saya karena terjadinya miskomunikasi yang kemudian menjadi masalah dalam tim.
Terima kasih untuk semua atas dukungannya, saya berharap bisa segera kembali di scene profesional."

Benarkah Karena Keluarga?

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah apalah benar InYourdreaM keluar karena keluarga?
Bisa jadi. Sebuah media Malaysia menginformasikan bahwa kesibukannya sebagai pemain profesional ternyata mengganggu kehidupan perkuliahan InYourdreaM. Namun di balik itu, dalam pesan yang disampaikan, secara eksplisit tertulis jelas bahwa masalah lain adalah masalah komunikasi yang kurang baik.
Sebenarnya, ini adalah hal yang wajar terjadi untuk sebuah tim yang anggotanya belum lama bermain bersama. Namun tampaknya, ada faktor lain yang mempercepat kepergian InYourdreaM dari Fnatic.
Faktor tersebut, kami duga, adalah Mushi. Mushi memiliki reputasi yang buruk soal manajemen tim dan sumber daya manusia. Ia cenderung menendang mereka yang dianggap tidak memiliki kemampuan, tanpa memberikan kesempatan untuk berkembang.
Contohnya adalah aksi yang diambil Mushi pasca The International 6, saat ia diduga mengakibatkan keluarnya tiga anggota Fnatic kala itu, Zheng "MidOne" Yeik Nai, Adam Erwann Shah "343" bin Akhtar Hussein, dan Djardel Jicko B. "DJ" Mampusti.
Dengan kepemimpinan yang buruk tersebut, tidak mengherankan Fnatic tampil mengecewakan dalam ESL One kemarin.
Masalah ini tentu bukan hal sederhana untuk Fnatic. Mushi seharusnya menyadari bahwa kekuatan utama sebuah tim adalah konsistensi. Tanpa itu, besar kemungkinan Fnatic akan semakin redup dan, yang paling tidak kita inginkan, bubar.

No comments:

Post a Comment